Rezim Tarbiyah di 'Kampus' Kami

Kuakui kawan,kini kurindu yang kau katakan. Rezim tarbiyah di kampus kita. Organisasi yang terstruktur dari generasi lama hingga regerasinya hari ini. Namun seperti yang kau tahu. Kami hanya dapat berharap ia terjadi lagi di ‘kampus’ kami. Sebuah rezim yang dapat berdiri tegak dibawah tonggak tarbiyah. Keindahan yang kau elu- elukan di setiap pertemuan kita. Yang kau katakan kesibukanmu untuk dakwah, sebuah organisasi yang sudah menjadi rezim disana.

Tahukah kau, kawan ? Disini kami pun merindukannya. Merindu sebuah rezim yang kau katakan kan indah selamanya. Yang di dalamnya ada aku,kamu dan mereka yang sepaham dengan kita. Hingga jalannya hampir mulus layaknya jalan tol yang terbangun rapi.

Tahukah kalian,kawan ? Bahwa disini kami tergopoh – gopoh meraih rezim yang kalian katakan indah dirasa. Kapal yang kami tumpangi bocor,kawan. Yang katanya ulah teman seperjuangan, bahkan mungkin ulah tangan kami yang ceroboh.

Tapi kawan, takkan lelah kaki melangkah. Takkan resah jiwa berkelana mencari sebuah titik cerah yang kau sebut rezim yang indah.

Sadarkah kau kawan ? Yang selama ini kau katakan bahwa aklamasi adalah sebuah nilai mutlak bagi keadaan ‘kampus’ kami. YA. Akupun mengakuinya.

Tapi kawan, tak luput semua kami perbaiki dari dalam. Walau kami tak bisa menjadi ‘icon’ terdepan di ‘kampus’ kami. Tapi kami harap dengan adanya kami disana tidak menambah kebocoran lambung kapal yang kini penuh dengan air, mencoba menyurutkan perjuangan kami.

Hanya doa tulusmu yang kami harap dapat membantu kami mewujudkan sebuah rezim yang kau katakan.

Rezim Tarbiyah di ‘kampus’ kami.