Malam ini, akhirnya kau buka
suara. Tentang keegoisanku atas emosi ku. Tentang perasaanmu yang aku tidak
pernah mengerti atau tidak mau mengerti. Kau dengan caramu mengajariku, sungguh
indah suamiku. Lelah akibat pekerjaan yang penuh setelah seharian membuat kau
mengerti akan aku yang mungkin juga lelah akibat pekerjaan dan kandunganku yang
terus membesar di usianya yang memasuki 8bulan.
Kau, yang mulai mengerti bagaimana caranya mengajariku. Pelan, tapi langsung
menyampaikan walau pada akhirnya tangisan tak bisa lagi terbendung. Tapi
kesabaranmu dalam mengajariku selalu membuat aku belajar untuk terus
menyayangimu dengan cara yang kau inginkan.
Kau, dengan caramu mengajariku.
Ditengah kepenatan atas pekerjaan yang tak kunjung habis. Kau peluk mesra tubuh
ini, kau bisikkan kata cinta diakhir cerita dan itu yang buatku makin merindu
jika sehari tidak bertatap muka denganmu jika sehari tidak kau peluk tubuhku.
Sayangku, tolong terus bimbing
aku.
Mereka bilang usiaku terlampau
sangat muda saat menikah denganmu. Tapi kau yakin, perlahan aku bisa menjadi
orang dewasa yang mengerti bagaimana menjalani kehidupan semestinya. Dengan
caramu yang lembut dan penuh perhatian, kau yakin bisa meredam keegoisanku. Dan
kau tahu, semua butuh proses. Kesabaranmu pun selalu menjadi hal terdepan dalam
menghadapi tindak burukku.
Sayangku, terus cintaiku dengan
caramu.
Love You
Di
345 hari kebersamaan kita
0 komentar:
Posting Komentar