Di sore itu, saat jalanan kota
padat merayap terjalin pula perbincangan kita yang cukup padat berbobot
menurutku. Kau yang terlihat bingung dan gusar terhadap nasib masa depan kita. Antara
dua profesi yang terlihat sangat berbeda untukmu memilih satu diantara
keduanya.
Ini sebetulnya waktu yang
kutunggu sejak awal pernikahan kita. Pergi bersama untuk menemui klien, diskusi
renyah tentang penghasilan bulan ini, tentang perkembangan anak kita dan sibuk
menata masa depan. Akhirnya saat ini hadir juga. Dan aku tersenyum dibalik
diskusi alot sore ini,sayang –dan mungkin kau tak tahu senyum itu terjadi-
Sebetulnya semua kembali padamu,
imamku. Kau yang punya kendali akan dibawa kemana keluarga mungil kita pada
masa ini. Kita punya mimpi akan nasib anak2 kita kelak, yang pastinya bukan
sekedar mimpi, tapi sesatu yang harus diwujudkan dan itu harus kita lakukan
mulai sekarang.
Dalam catatannya, Rhenald Kasali
seorang dosen UI berkata hanya orang bodohlah yang selalu memulai pertanyaan
hidup, apalagi memulai kehidupan dan tujuan hidupnya dari uang. Walaupun kita
sama2 tahu, uang itu penting. Tapi sekali lagi, bukan uang yang menjadi tujuan
hidup kita, tetap Allah yang menjadi tujuan dari usaha kita. Uang hanyalah
sebagian akibat dari usaha yang kita lakukan.
Maka menurutku, mulai sekarang
coba kita benahi sama2 visi misi hidup kita berdua, mungkin kurang dari sebulan
lagi kita akan bertiga dan mungkin visi misi hidup kita bisa jadi berubah
seiring hadirnya jagoan dalam keluarga mungil kita.
Apa yang kita lakukan sebetulnya
hanyalah wasilah dari tujuan pokok. Dan sebetulnya pula, wasilah itu yang harus
benar2 kita pikirkan bagaimana caranya, kapan dimulainya, berapa lama waktunya
dan pertanyaan2 lain yang tak kunjung habis jika kita terus memikirkannya tanpa
tahu apa yang harus kita lakukan terlebih dulu. Janjimu, tahun ini kita
perbaiki usaha yang ada, kita bagi tugas semampu yang kita bisa.
Doaku, semoga aku bisa selalu
menemanimu dalam usaha2 kita mencapai ridhoNya. Meraih pundi2 uang halal yang
akan kita masukkan dalam tabungan masa depan kita. Dan doaku pula, moga Allah
kuatkan kaki kita dalam menapaki segala takdirNya.
Allahu yarham
0 komentar:
Posting Komentar